Khamis, 28 Januari 2016

5 macam ilmu

Lima Macam Ilmu

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
“Yahya bin ‘Ammar asy-Syaibani rahimahullah berkata,
Ilmu ada lima macam :
1. Ilmu kehidupan untuk agama, yaitu ilmu Tauhid.
2. Ilmu makanan bagi agama, yaitu ilmu tentang makna-makna al-Qur’an dan al-Hadits.
3. Ilmu obat bagi agama, yaitu tentang fatwa-fatwa ulama ketika terjadi pemasalahan-permasalahan yang terjadi. Sangat dibutuhkan seorang (ulama) yang bisa mengobati dari berbagai permasalahan tersebut, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
4. Ilmu penyakit bagi agama, yaitu ilmu kalam (filsafat), yang itu membawa perkara-perkara baru dalam agama.
5. Ilmu kebinasaan bagi agama, yaitu ilmu sihir dan semisalnya.”
Al-Fatawa 10/145

Khamis, 14 Januari 2016

Solat Istikharah


Posted: 14 Jan 2016 04:00 AM PST
5 Ganguan Syaitan Semasa Solat
Nota Editor: Artikel ini asalnya telah dikongsikan oleh Ustaz Abu Basyer di Blog Tanyalah Ustaz.

Soalan : Ustaz. adakah lepas solat istikarah, kita akan nampak petunjuk dalam mimpi? Bukankah mimpi itu mainan tidur. Selain dari mimpi, adakah petunjuk lain? Minta pencerahan dari ustaz. Terima kasih..

Jawapan :




Bukan semua mimpi mainan tidur kerana mimpi itu ada 3 keadaan. Rasulullah S.A.W bersabda maksudnya ; “Mimpi itu ada tiga, mimpi daripada Allah (mimpi yang baik), mimpi daripada syaitan (mimpi buruk) dan mimpi daripada dirinya yang kerana terjadi sesuatu kemudian dia bermimpi.”

Menurut ahli-ahli takbir, mimpi ada tiga macam:

1. Mimpi daripada Allah S.W.T. iaitu mimpi yang baik untuk dunia dan akhirat, merupakan khabar gembira atau satu peringatan daripada Allah S.W.T. supaya tidak melakukan maksiat kepada-Nya. Sabda Rasulullah S.A.W. maksudnya : “Mimpi yang benar itu ialah sebahagian daripada empat puluh enam sifat kenabian.” (Hadis Riwayat Muslim)

Nabi S.A.W. bersabda maksudnya : “Mimpi baik itu daripada Allah dan mimpi buruk itu daripada syaitan, maka ketika salah seorang daripada kamu mimpi buruk, meludahlah ke arah kiri tiga kali, kemudian minta perlindungan kepada Allah, maka mimpinya tidak akan mengkhuatirkan.” (Hadis Riwayat Muslim)

2. Mimpi yang batil atau permainan syaitan, iaitu mimpi yang tidak dapat diperincikan oleh orang yang bermimpi. Ertinya orang yang bermimpi itu tidak sanggup mengingat tertib atau jalan cerita mimpi itu. Mimpi seperti ini dianggap batil dan tidak mempunyai sebarang makna atau takwil. Atau mimpi buruk yang tidak menyenangkan seperti kedatangan mala petaka, musibah, permusuhan, kesedihan, kesengsaraan, kemelaratan, penderitaan dan sebagainya.
islam itu indah

Bagaimana kita bersyukur


Ikuti tips berikut sebagai muhasabah diri masing-masing:
  

Ucapkan terima kasih

Biasakan mengucap terima kasih kepada orang lain. Ini kerana sesiapa yang sukar mengucapkan terima kasih dengan manusia tentunya akan lebih sukar berterima kasih dengan Allah.

Ingat dan senaraikan perkara remeh yang boleh kita syukuri

Telinga boleh mendengar, mata boleh berkelip-kelip, oksigen memberi nafas kehidupan, perut yang memberi kekenyangan, kaki yang boleh berjalan dan pelbagai lagi nikmat kecil yang mungkin kita lupa. Semua ini adalah perkara ‘remeh’ yang kita lupa untuk syukuri

Renungkan dan sentiasa bersangka baik dengan segala kurniaan dari Allah

Diberi pekerjaan ketika orang lain masih menganggur, dikurniakan perkahwinan ketika orang lain masih belum bertemu jodoh, dikurniakan ramai anak ketika orang lain masih berikhtiar untuk mendapatkan zuriat, semua ini adalah sebahagian dari nikmat yang patut kita syukuri. Jika belum mendapat apa yang dihajati, maka bersabarlah kerana akan tiba masanya satu hari nanti hasrat anda dikabulkan. Insya-Allah.

Ingatlah ada insan lain yang kurang bernasib baik

Disaat kita menjalani kehidupan normal seperti biasa, ada insan lain yang bersusah payah meneruskan hidup ini. Ingatlah ada insan lain yang kurang sempurna anggota badannya, mungkin juga ada yang tidak mampu bergerak dengan senangnya seperti kita. Maka bersyukurlah disaat kita lengkap segalanya.
 http://fitrihadi.com

Persahabatan Abadi


Posted: 14 Jan 2016 05:03 PM PST
Manusia adalah makhluk sosial yang sudah fitrahnya suka bertemu dan berkumpul dengan yang lainnya. Berteman dan bersahabat adalah menjadi agenda tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Karena itulah yang namanya kumpul-kumpul, arisan, rapat, jalan-jalan banyak sekali dengan mudah kita jumpai. Begitu pula yang namanya komunitas, grup atau kelompok, banyak sekali dibentuk dengan aneka ragam alasan dan tujuan.

Terkadang juga, kebersamaan seseorang dengan sahabat-sahabatnya dalam suatu komunitas menuntut seseorang untuk meninggalkan waktu-waktu yang berharga dalam pekerjaannya, bahkan juga waktu untuk keluarganya. Ternyata, memilih sahabat dan bergaul dalam sebuah komunitas kadang menjadi suatu ujian tersendiri bagi seorang muslim, bahkan bisa menentukan bagaimana akhir dari nasib nya di akhirat kelak.

Islam sebagai agama yang sempurna, tentu memberikan panduan bagi setiap muslim dalam bersahabat dan memilih komunitas tempatnya bergaul dan berinteraksi. Rasulullah SAW sejak awal mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam memilih sahabat, karena pengaruh seorang sahabat akan sangat besar mewarnai dalam karakater dan kehidupan beragama. Beliau SAW mengingatkan : “agama seseorang  (diukur) sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Bahkan dalam kesempatan yang lain beliau memberikan ilustrasi yang tegas tentang urgensi sekaligus bahaya dalam memilih teman. Dalam sebuah hadits beliau mengatakan : “Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka peringatan Rasulullah SAW di atas benar-benar dengan mudah kita temukan buktinya di hari-hari ini. Betapa banyak mereka yang harus bangkrut dalam bisnisnya, karena bergaul dalam komunitas perjudian tingkat elit, atau berfoya-foya menghabiskan harta di tempat-tempat kemaksiata. Betapa banyak istri yang meninggalkan suami, atau suami yang berselingkuh, juga rumah tangga yang porak poranda di ujung prahara perceraian, karena salah dalam memilih teman untuk “curhat” menumpahkan masalah-masalah pribadinya. Bahkan sebagaimana yang kita dengar dalam berita akhir-akhir ini, bagaimana seorang bisa seolah tak peduli meninggalkan keluarga, orang-orang yang dicintai, karena berteman dengan mereka yang bergabung dalam aliran sesat. Sungguh benar apa yang telah Rasulullah SAW ingatkan pada kita tentang  pengaruh luar biasa sebuah pertemanan.

Allah SWT juga telah mengingatkan hal yang sama di dalam Al-Quran, melalui firman-Nya : “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa” (Surat Az-Zukhruf 67).  Ayat ini mengingatkan betapa banyak komunitas-komunitas, klub-klub, grup-grup dan kelompok-kelompok yang terlihat solid di dunia, mereka saling dekat satu sama lain dan menyayangi, namun jika kebersamaan dan persahabatan itu dalam menjalani kemaksiatan, maka persahabatan itu tak pernah abadi. Pada saatnya nanti di hari akhir, mereka semua akna bercerai berai menjadi musuh bagi yang lainnya. Saling menuduh dan saling berlepas diri dari apa yang dilakukan sahabat-sahabatnya di dunia dari kemaksiatan demi kemaksiatan.

Tetapi hal di atas tidak berlaku bagi mereka yang berkumpul dan bersahabat dalam kebaikan, yaitu orang-orang bertakwa. Persahabatan mereka akan abadi bahkan hingga di akhirat nanti, sebagaimana dalam riwayat Muslim disebutkan, ada orang-orang beriman yang telah lebih dahulu masuk surga, mereka akan mencari sahabat-sahabatnya dulu yang pernah bersama-sama melakukan amal kebaikan di dunia. Jika ternyata diantara mereka ada yang belum masuk surga, bahkan sedang disiksa di neraka, Allah SWT berikan kesempatan kepada mereka untuk memanggil dan menyelamatkan sahabat-sahabatnya tersebut, selama dalam hati mereka masih ada keimanan.  Riwayat tersebut menjadikan Imam Hasan Al Bashri berpesan , “Perbanyaklah berteman dengan orang – orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat”

Inilah hakikat sebuah persahabatan abadi, yaitu antara  orang-orang beriman dalam menjalankan kebaikan demi kebaikan. Sebuah persahabatan yang indah untuk dijalani, dan dikenang pada saatnya nanti. Wallahu a’lam bisshowab

*artikel dimuat dalam rubrik Tausiyah Suara Merdeka Suara Solo Jumat 15 Januari 2015